jateng.jpnn.com, BANYUMAS - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas mengimbau masyarakat agar tetap tenang menyikapi peningkatan aktivitas Gunung Slamet, meski gunung tertinggi di Jawa Tengah itu masih berstatus Waspada (Level II).
“Benar, ada peningkatan aktivitas kegempaan, tetapi masyarakat tidak perlu panik,” ujar Pelaksana Harian Kepala Pelaksana BPBD Banyumas Barkah, di Purwokerto, Senin (28/7).
Peningkatan aktivitas tersebut terpantau oleh Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Slamet di bawah koordinasi PVMBG. Pada Sabtu (26/7), terekam masing-masing satu kali gempa vulkanik dangkal dan gempa vulkanik dalam. Sehari setelahnya, Minggu (27/7), gempa vulkanik dalam terpantau sebanyak empat kali.
Meski demikian, status Gunung Slamet belum berubah dari level Waspada. PVMBG tetap merekomendasikan agar masyarakat maupun wisatawan tidak melakukan aktivitas dalam radius 2 kilometer dari kawah puncak.
“Kami mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya pada isu yang tidak jelas sumbernya atau hoaks terkait Gunung Slamet,” tegas Barkah.
BPBD Banyumas juga memastikan komunikasi dan koordinasi terus dilakukan dengan Pos PGA Slamet untuk memantau perkembangan terbaru.
“Jika warga membutuhkan informasi valid, silakan langsung hubungi BPBD terdekat. Kami siap membantu,” ujarnya.
Gunung Slamet yang menjulang setinggi 3.428 meter di atas permukaan laut (mdpl), membentang di wilayah Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes. Status Waspada sudah diberlakukan sejak 19 Oktober 2023, seiring peningkatan aktivitas visual, suhu mata air, dan parameter vulkanik lainnya. (antara/jpnn)