jatim.jpnn.com, SURABAYA - Dinas Pendidikan Jawa Timur (Dindik Jatim) memastikan kegiatan belajar mengajar (KBM) di tingkat SMA/SMK dan SLB mulai Senin (1/9) akan dilaksanakan dengan dua model, yakni daring dan luring.
Langkah ini diambil menyusul adanya potensi aksi anarkis di beberapa daerah.
Kepala Dindik Jatim Aries Agung Paewai menjelaskan, tidak semua wilayah di Jawa Timur terdampak. Beberapa daerah seperti Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik tetap kondusif sehingga ujian formatif tetap berjalan, hanya saja dilakukan secara daring dari rumah.
“Pengawasan dilakukan wali kelas bersama orang tua. Ujian harus transparan, terukur, dan dapat dipertanggungjawabkan agar peserta didik tetap berada dalam suasana pendidikan yang aman dan terlindungi,” ujar Aries seusai rakor terbatas dengan 24 kepala cabang dinas serta Ketua MKKS SMA/SMK se-Jatim, Minggu (31/8).
Di Kota Malang, sebagian sekolah melaksanakan ujian daring, khususnya di kawasan Tugu dan Sekolah Kompleks yang dekat dengan titik aksi demo. Sementara sekolah lain tetap menggelar ujian luring di bawah pengawasan guru.
Ujian formatif sendiri dijadwalkan berlangsung 1–4 September 2025 untuk mata pelajaran tertulis maupun praktik sesuai agenda masing-masing sekolah.
Dindik Jatim juga mengedarkan surat edaran ke seluruh cabang dinas agar waspada terhadap dinamika di daerah masing-masing, sekaligus berkoordinasi dengan pimpinan daerah dan aparat keamanan.
“Kalau ada kabupaten/kota yang memutuskan TK, SD, SMP belajar daring maka SMA/SMK juga wajib mengikuti kebijakan itu,” tuturnya.