jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah masih menunjukkan aktivitas vulkanik yang signifikan pada periode pengamatan pada Minggu, 15 Juni 2025.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menetapkan status Merapi di Level III (Siaga) menyusul intensitas guguran lava dan aktivitas kegempaan yang tinggi.
Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso mengatakan cuaca di sekitar Merapi bervariasi dari cerah, berawan, hingga mendung.
Angin bertiup tenang ke arah timur dan barat, suhu udara tercatat antara 18,2–24,7°C dengan kelembapan 87,9–95 persen, tekanan udara berkisar 687,6–917,6 mmHg, dan curah hujan harian mencapai 33 mm.
“Secara visual, gunung tampak jelas hingga tertutup kabut tingkat III. Asap kawah bertekanan lemah, berwarna putih, dengan intensitas sedang hingga tebal, dan tinggi 10–50 meter di atas puncak kawah,” kata dia dalam keterangan kepada media.
Sepanjang hari, Gunung Merapi tercatat mengalami 99 kali gempa guguran dengan amplitudo 2–32 mm dan durasi 44,84–182,27 detik, gempa hybrid/fase banyak sebanyak 127 kali, vulkanik dangkal 2 kali, dan tektonik jauh 2 kali.
“Guguran lava teramati sebanyak 17 kali ke arah Kali Sat/Putih, Kali Bebeng, dan Kali Krasak, dengan jarak luncur maksimum 1.700 meter,” ujar Agus.
BPPTKG menegaskan potensi bahaya utama saat ini berupa guguran lava dan awan panas di sektor selatan–barat daya, yaitu ke Sungai Boyong (maksimal 5 km), Sungai Bedog, Krasak, Bebeng (maksimal 7 km), Sektor tenggara: Sungai Woro (3 km) dan Sungai Gendol (5 km)