Konflik Lahan Memaksa Siswi SD Lewat Sungai Curam ke Sekolah, Ini Respons Pemkot Semarang

1 month ago 30

Konflik Lahan Memaksa Siswi SD Lewat Sungai Curam ke Sekolah, Ini Respons Pemkot Semarang

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

Camat Gajahmungkur Puput Widhiyatmoko Hadinugroho. FOTO: Wisnu Indra Kusuma/JPNN.com.

jpnn.com, SEMARANG - Sebuah video memperlihatkan siswi Sekolah Dasar (SD) berseragam putih merah menyusuri sungai demi berangkat sekolah di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) viral dan menyita perhatian publik.

Dalam video itu, bocah perempuan berinisial JES, siswi kelas II SDN 01 Sampangan, Kecamatan Gajahmungkur, tampak berjalan hati-hati di jalur sempit dan licin di tepi sungai.

Dia terpaksa menempuh jalur ekstrem itu setiap hari karena akses jalan utama menuju rumahnya ditutup akibat sengketa lahan yang berkepanjangan.

Konflik tersebut terjadi antara orang tua JES, Juladi Boga Siagian alias Paung dengan pemilik lahan bersertifikat SHM atas nama Sri Rejeki.

Kini, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang sedang mencari solusi terbaik agar JES tetap bisa mengakses pendidikan tanpa melalui sungai ketika berangkat dan pulang sekolah.

Camat Gajahmungkur Puput Widhiyatmoko Hadinugroho menyebut sengketa itu telah berlangsung sejak 2019 dan telah beberapa kali dimediasi di tingkat RT, RW hingga kelurahan, tetapi tak kunjung menemukan titik temu.

"Per 17 Juli kemarin, Pengadilan Negeri Semarang memutuskan bahwa lahan tersebut sah milik Bu Sri Rejeki," kata Puput ditemui JPNN.com di sekitar lokasi sengketa lahan, Jalan Lamongan Selatan II Kota Semarang, Senin (28/7).

Menurut Puput, meski putusan pengadilan telah keluar, pihak Juladi masih mengajukan banding.

Pemerintah Kota atau Pemkot Semarang buka suara mencari solusi bagi siswi SD yang berangkat sekolah lewat sungai.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
| | | |