Mengapa Rektor UI Heri Hermansyah ‘Ditarget’?

2 hours ago 12

Oleh: Salahudin Somad ?Peneliti Puskas (Pusat Studi Kebijakan Publik dan Sosial)

Mengapa Rektor UI Heri Hermansyah ‘Ditarget’?

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

Rektor UI Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng. Foto: Mesya/JPNN.com

jpnn.com - ‎Kisruh yang terjadi di Balairung Universitas Indonesia (UI) pada 11 September 2025 meninggalkan jejak panjang.

Pidato Rektor UI Prof. Heri Hermansyah yang seharusnya berisi penjelasan soal program Dana Abadi UI, mendadak dipotong teriakan “zionis” dari sebagian hadirin. Sorakan itu viral, melabeli rektor sebagai sosok yang berseberangan dengan aspirasi solidaritas Palestina.

‎Namun, jika ditelusuri lebih dalam, narasi tersebut bukan sekadar ekspresi spontan mahasiswa, melainkan bagian dari dinamika yang lebih kompleks—di mana isu moral dijadikan kendaraan untuk menyerang reputasi pribadi dan lembaga.

‎UI sendiri menegaskan bahwa insiden itu dipicu misinformasi. Dana Abadi, yang dimaksudkan untuk mendukung riset, beasiswa, dan pengembangan kampus, disalahpahami seolah-olah dipungut langsung dari wisudawan. Klarifikasi resmi menyebut kontribusi bersifat sukarela dan tidak pernah diwajibkan.

Tetapi, di era media sosial, satu label singkat lebih keras gaungnya daripada klarifikasi berlembar-lembar.

‎Label “zionis” terhadap rektor menemukan momentumnya karena ada jejak peristiwa sebelumnya. UI memang sempat menuai kritik saat menghadirkan Peter Berkowitz, akademisi Hoover Institution yang dikenal pro–Israel, dalam acara orientasi pascasarjana. Kehadiran Berkowitz dipandang kontraproduktif dengan sikap publik Indonesia yang secara luas mendukung Palestina.

‎Sejatinya, undangan itu datang atas rekomendasi Ketua PBNU, Yahya Cholil Staquf, yang kala itu dianggap relevan dalam konteks dialog akademik. Fakta ini jarang diangkat, dan narasi publik justru diarahkan seolah rektorat secara sepihak memberi panggung pada akademisi pro–Israel.

‎Tak berhenti di situ, Fakultas Ilmu Budaya UI (FIB UI) kembali menjadi sasaran polemik. Nama FIB dicatut oleh Yayasan Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) dalam sebuah kegiatan akademik yang menghadirkan Prof. Dr. Ronit Ricci dari Jerusalem University.

Beberapa hari belakangan ini Rektor UI Heri Hermansyah mendapat kritik dan hujatan.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
| | | |