Menghalau Wewe Gombel di Titik Rapuh Republik, Kala LBH dan Seniman Jogja Melawan Lupa

3 hours ago 19

Sabtu, 20 Desember 2025 – 06:00 WIB

Menghalau Wewe Gombel di Titik Rapuh Republik, Kala LBH dan Seniman Jogja Melawan Lupa - JPNN.com Jogja

Pameran Titik Rapuh Republik yang digelar oleh LBH Yogyakarta di Langgeng Art Gallery. Foto: Januardi/JPNN

jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Di sudut bumi Mataram, sebuah petuah tua selalu dibisikkan orang tua kepada anak-anaknya saat langit mulai jingga Aja keluyuran wektu surup, mengko digondol Wewe Gombel (Jangan berkeliaran saat senja, nanti diculik Wewe Gombel).

Di Langgeng Art Gallery Yogyakarta, mitos itu tidak lagi sekadar cerita pengantar tidur. LBH Yogyakarta menggelar pameran arsip dan seni bertajuk Titik Rapuh Republik pada 17-22 Desember 2025.

Karya seni dari puluhan seniman yang dipamerkan seolah ingin mengajak publik menggelar ritual "pengusiran setan" birokrasi dan kekuasaan yang gemar melakukan penghilangan paksa, persis tabiat sang hantu penculik anak dalam dongeng Wewe Gombel.

Penulis dari Warung Arsip, Muhidin M. Dahlan, membuka tabir sejarah tentang bagaimana diksi "Wewe Gombel" menjadi metafora paling tepat bagi para pelanggar HAM. Istilah ini pertama kali dipopulerkan oleh majalah politik D&r era 1998 untuk menggambarkan kekuatan gelap yang hobi menculik anak muda.

"Wewe Gombel ini hantu dengan karakter khas Jawa. Rambutnya panjang, bisa terbang, dan suka melakukan penghilangan paksa terhadap anak muda," ujar Muhidin.

Ia mengenang peristiwa kelam April 1998 di Yogyakarta. Saat itu, enam pengamen jalanan hilang ditelan bumi setelah demonstrasi di Bundaran UGM. LBH Yogyakarta, yang dimetaforakan Muhidin sebagai "Tim Dukun”, kala itu dipimpin Budi Hartono, melacak jejak mereka hingga ke panti sosial.

"Wewe Gombel ini licik. Korban ditemukan dalam kondisi trauma berat, mulut mereka terkunci rapat seolah kena sihir. Padahal, mereka disiksa, mulut dicungkil pistol, dan tubuh dijahit di sana-sini. Wewe ini menuduh mereka demonstran bayaran hanya karena mereka rakyat kecil," kata Muhidin.

Muhidin juga menggambarkan bagaimana Wewe Gombel beroperasi dalam kasus pembunuhan jurnalis Harian Bernas, Fuad Muhammad Syafruddin alias Udin, pada Agustus 1996.

LBH Yogyakarta menggelar pameran bertajuk Titik Rapuh Republik. Sebuah upaya untuk menghadirkan arsip-arsip tentang pelanggaran HAM.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com Jogja di Google News

Read Entire Article
| | | |