jpnn.com, JAKARTA - Pengamat ekonomi energi UGM Fahmy Radhi mengapresiasi langkah Pertamina yang tidak menaikkan harga BBM di tiga wilayah terdampak bencana Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.
Menurut Fahmy, kebijakan ini dinilai sebagai bentuk empati sekaligus keberpihakan nyata perusahaan terhadap masyarakat yang masih dalam kondisi darurat.
“Ini sangat membantu masyarakat yang masih mengalami musibah bencana, dan ini bukti Pertamina masih empatik kepada masyarakat dan peduli,” ujar Fahmy.
Fahmy menegaskan mempertahankan harga BBM di tengah akses distribusi yang terganggu sangat penting untuk menjaga stabilitas sosial.
Sebab, di tengah kondisi banjir dan longsor, masyarakat sangat rentan secara psikologis maupun ekonomi.
“Psikologis masyarakat di tempat bencana terbantu, dan mereka bisa lebih hemat dengan adanya penundaan kenaikan harga BBM,” katanya.
Fahmy juga menyebut keputusan tidak menaikkan harga ini merupakan bentuk keberpihakan Pertamina terhadap kepentingan publik dalam situasi darurat.
“Kita harus dukung, karena memberikan keringanan bagi masyarakat yang terdampak. Kita harus apresiasi,” jelasnya.






















































