jpnn.com, RIAU - Di tengah hiruk-pikuk kegiatan Jambore Karhutla 2025 di Tahura Minas, Kabupaten Siak, ada satu momen yang tak tercatat dalam agenda resmi tetapi justru menyentuh hati banyak orang yang menyaksikannya.
Namanya Aldi. Seorang anak lelaki peserta jambore, berseragam pramuka lengkap, tampak mondar-mandir di gerbang bumi perkemahan.
Wajahnya tegang, pandangannya mencari-cari sesuatu. “Saya kehilangan kacu, Kak. Tadi dipinjam orang tetapi belum dikembalikan,” katanya lirih, matanya masih terus menyapu kerumunan.
Bagi sebagian orang, kacu hanyalah sehelai kain. Namun bagi Aldi, itu adalah simbol identitas, kebanggaan, dan bagian tak terpisahkan dari semangat kepanduan.
Mengalami kehilangan kacu di tengah acara sebesar ini, tentu membuatnya panik.
Tak jauh dari sana, AKBP Fahrian Saleh Siregar Kapolres Indragiri Hulu (Inhu), memerhatikan Aldi.
Tanpa banyak bicara, dia melepaskan kacu miliknya sendiri yang melingkar rapi di leher seragamnya lalu menghampiri Aldi dan menyerahkannya.
“Ini sudah, pakai punya saya saja. Jangan panik lagi. Lanjutkan kegiatan berkemahnya. Ingat untuk jaga alam kita ya,” ucap Fahrian, tenang.