banten.jpnn.com, SERANG - Pelaksanaan Gebrag Ngadu Bedug Kabupaten Pandeglang merupakan momentum untuk melestarikan budaya keislaman di Banten.
Menurut Wakil Gubernur (Wagub) Banten A Dimyati Natakusumah, Gebrag Ngadu Bedug sudah menjadi bagian dari Kharisma Event Nusantara (KEN) 2025.
Untuk itu, dia meminta kepada pemerintah, masyarakat, hingga pelaku budaya ikut menjaga kegiatan tersebut.
"Gebrag Ngadu Bedug sekarang resmi menjadi bagian dari Kharisma Event Nusantara. Ini artinya, kita semua, pemerintah, masyarakat, pelaku budaya, harus menjaganya. Karena ini bukan sekadar budaya, tetapi, jati diri keislaman masyarakat Pandeglang,” kata Dimyati, Selasa.
Dimyati menjelaskan tradisi Gebrag Ngadu Bedug telah berlangsung sejak 1950-an.
Bukan hanya kompetisi menabuh bedug, event itu juga menampilkan ragam seni Islami lainnya, seperti tarian tradisional, parade kostum budaya, kreasi koreografi Islami, hingga musik marawis dan hadrah yang meriah.
Wagub menilai kombinasi antara seni, budaya, dan nuansa religius ini adalah kekuatan utama Gebrag Ngadu Bedug sebagai warisan budaya Islam khas Banten.
“Kalau sudah seni, ditambah budaya, lalu dibalut dengan nilai keislaman, maka inilah yang disebut ekspresi Islam yang damai, indah, dan mengakar,” ungkapnya.