jatim.jpnn.com, SURABAYA - Kebakaran hebat yang melanda Polsek Tegalsari akibat kericuhan aksi unjuk rasa di depan Gedung Negara Grahadi meninggalkan duka bagi pegiat sejarah. Salah satunya Kuncarsono Prasetyo.
Kuncar menyatakan Polsek Tegalsari bukan sekadar kantor polisi biasa, melainkan bangunan cagar budaya yang berdiri sejak 1924.
“Sejak awal dibangun, bangunan itu memang difungsikan sebagai kantor polisi. Gaya arsitekturnya sangat unik, dan saya kira tidak ada lagi yang sejenis di Indonesia,” ujarnya.
Dia menjelaskan desain Polsek Tegalsari berbentuk heksagonal dengan tata ruang yang khas.
Kondisi Polsek Tegalsari seusai dibakar massa imbas demo ricuh di depan Gedung Negara Grahadi, Minggu (31/8). Foto: Ardini Pramitha/JPNN.com
Bagian tengah berupa ruang terbuka, sementara sisi depan digunakan untuk penjagaan, dan ruang tahanan ditempatkan di bagian belakang.
“Konsep ini membuat tahanan tidak merasa sumpek dan petugas bisa mengawasi, baik ke dalam maupun ke luar. Modelnya betul-betul langka,” katanya.
Kuncar mengaku pernah masuk ke dalam bangunan itu sebelum terbakar. Menurutnya, struktur asli yang masih utuh menjadikan Polsek Tegalsari sebagai salah satu bukti sejarah perkembangan kepolisian di Surabaya.