jpnn.com, JAKARTA PUSAT - Ketua Komisi IV DPR RI Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto menyebut negara tidak bisa menyalahkan faktor alam ketika terjadi bencana banjir dan longsor seperti di Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar).
Hal demikian dikatakan Titiek ketika Komisi IV melaksanakan Rapat Kerja (Raker) bersama Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (4/12).
"Kita tidak bisa terus-menerus menyalahkan curah hujan yang tinggi, sementara kita menutup mata terhadap fakta di lapangan," kata legislator fraksi Gerindra itu, Rabu.
Titiek menjelaskan bahwa Aceh, Sumut, dan Sumbar terhubung secara ekologis dengan Pegunungan Bukit Barisan.
"Ketika banjir terjadi serentak dan berulang, artinya ada yang salah dengan menata air kita di hulu," kata putri Presiden kedua RI Soeharto itu.
Titiek menyebutkan masyarakat di Aceh, Sumut, dan Sumbar tidak butuh sekadar bantuan sembako pascabencana.
"Mereka butuh jaminan bahwa hutan di atas rumah mereka tidak gundul dan membahayakan nyawa mereka," katanya.
Adapum, Komisi IV dalam rapat bersama Menhut Raja Juli pada Kamis ini ingin meminta penjelasan terkait enam hal, yakni:






















































