jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti mengaku heran dengan pernyataan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam menyelidiki kasus penggelembungan biaya atau markup pembangunan Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) atau Whoosh.
"Agak mengherankan memang," kata Ray melalui layanan pesan, Jumat (31/10).
Sebab, kata dia, KPK sempat menyatakan telah menyelidiki kasus markup Whoosh pada awal 2025 atau sekitar sepuluh bulan.
Namun, Ray merasa pengusutan kasus markup Whoosh tak menemui kejelasan dengan tak ada sosok yang ditetapkan tersangka.
"Hasilnya, terlihat tidak banyak perkembangan, padahal, yang dibidik KPK itu yang paling mudah ditelaah, yakni soal dugaan adanya penggelembungan biaya proyek Whoosh," ujar aktivis prodemokrasi itu.
Ray mengatakan persoalan markup Whoosh sebenarnya mudah ditelaah dengan melihat data dan audit pengadaan
"Tinggal melanjutkan data yang ditemukan dengan konfirmasi ke beberapa pihak," katanya.
Ray menyebutkan KPK tidak perlu menunggu waktu lama apabila benar-benar mengusut kasus Whoosh.


 
 




















































