Riset Global Sebut BPA pada Galon Guna Ulang Picu Gangguan Hormon

4 hours ago 16

Riset Global Sebut BPA pada Galon Guna Ulang Picu Gangguan Hormon

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

Ilustrasi galon guna ulang. Foto: JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ratusan riset ilmiah internasional menunjukkan bahwa Bisphenol A (BPA), bahan kimia pada plastik keras seperti galon guna ulang berbahan polikarbonat, berpotensi mengganggu sistem hormon manusia.

Zat ini kerap ditemukan dalam kemasan pangan dan dikaitkan dengan risiko kesehatan seperti kanker, obesitas, gangguan reproduksi, hingga kelainan neurobehavioral.

Penelitian Harvard College pada 2009 mencatat bahwa penggunaan plastik polikarbonat selama satu minggu dapat meningkatkan kadar BPA dalam urin hingga 69%.

Sementara riset di Kenya pada 2024 menemukan seluruh sampel galon plastik, baik baru maupun bekas, meluruhkan BPA melebihi batas aman 4 µg/kg berat badan per hari, sebagaimana ditetapkan Otoritas Keamanan Pangan Eropa (EFSA).

BPA dikenal sebagai endocrine disruptor yang meniru hormon estrogen dalam tubuh. Karena bersifat akumulatif, efeknya sering kali tidak disadari konsumen.

Menyikapi risiko ini, EFSA menurunkan ambang batas asupan harian BPA secara drastis menjadi 0,2 ng/kg berat badan pada April 2023—20.000 kali lebih rendah dibanding standar sebelumnya.

Langkah ini diikuti larangan total penggunaan BPA dalam kemasan pangan oleh Komisi Eropa pada Desember 2024. Beberapa negara seperti Prancis, Belgia, Swedia, dan Tiongkok telah lebih dahulu menerapkan larangan serupa.

Di Indonesia, Komunitas Konsumen Indonesia (KKI) menemukan bahwa hampir 40% galon guna ulang yang beredar sudah melewati batas usia aman.

Riset global ungkap BPA dari galon guna ulang ganggu hormon, BPOM wajibkan label sejak 2024.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
| | | |