jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI Sarifah Ainun Jariyah mendesak kepolisian segera mengungkap kasus kematian diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) ADP yang ditemukan tewas dengan wajah terbungkus lakban di indekosnya, Menteng, Jakarta Pusat. Korban merupakan staf Direktorat Perlindungan WNI Kemlu yang rencananya bertugas di Finlandia akhir Juli ini.
"Atas nama Komisi I DPR RI, saya menyampaikan keprihatinan mendalam atas meninggalnya diplomat muda kita dalam kondisi mencurigakan. Kami mendesak kepolisian mengungkap kasus ini secara tuntas dan transparan," tegas Sarifah dalam pernyataan resminya, Rabu (9/7).
Politisi Fraksi PDI Perjuangan ini menekankan tiga hal krusial, yakni autopsi forensik menyeluruh, penggalian motif pembunuhan, dan objektivitas proses hukum.
"Kami minta Polri mempercepat visum, mengoptimalkan pemeriksaan TKP dan forensik digital, serta berkoordinasi intensif dengan Kemlu," ujarnya.
Sarifah mengingatkan sensitivitas kasus ini mengingat korban adalah diplomat aktif yang menangani kasus perlindungan WNI dan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
"Korban diplomat Kemlu yang meninggal harus segera dicari sebabnya, apakah dibunuh atau tidak. Tetapi indikasinya pembunuhan. Polisi harus segera temukan pelaku dan motifnya," tegasnya.
Komisi I DPR akan memantau perkembangan kasus bersama kepolisian dan Kemlu. Sarifah juga mendorong Kemlu memberikan perlindungan dan bantuan kepada keluarga korban.
ADP (39) ditemukan tewas di indekosnya di Jalan Gondangdia Kecil pada 8 Juli 2025 dengan wajah terbungkus lakban. Korban dikenal sebagai diplomat vokal penanganan TPPO yang sedang mempersiapkan penugasan di Finlandia. Polisi masih menyelidiki penyebab kematian dengan memeriksa rekaman CCTV dan keterangan saksi.