bali.jpnn.com, DENPASAR - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkap fakta mengejutkan selama masa tanggap darurat bencana di Provinsi Bali.
BMKG mencatat terjadi 18.503 kali sambaran petir selama periode 8-14 September 2025.
Periode itu terhitung selama pra dan saat masa tanggap darurat bencana banjir di Bali.
“Sambaran petir dari awan ke tanah lebih banyak,” kata Kepala Stasiun Geofisika BMKG Rully Oktavia Hermawan di Denpasar, Kamis (18/9).
Rully Oktavia Hermawan mencatat sebanyak 15.979 sambaran petir terjadi dari awan ke tanah (cloud to ground/CG) dan sisanya sebanyak 2.524 sambaran petir di dalam awan (intracloud/IC).
“Petir dari awan ke tanah merupakan jenis petir yang paling berbahaya karena dapat menyebabkan kerusakan bangunan, kebakaran hingga kematian,” Rully Oktavia Hermawan dilansir dari Antara.
Dari sebanyak 15.979 petir CG itu, petir dari awan ke tanah positif (CG+) atau petir dengan muatan positif dengan ciri sambaran tunggal sebanyak 5.857 kali.
Untuk petir dari awan ke tanah negatif (CG-) atau petir dengan muatan negatif dengan ciri sambaran bercabang banyak mencapai 10.122 sambaran petir.