jatim.jpnn.com, SURABAYA - Insiden ambruknya bangunan Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, menyimpan berbagai cerita duka dari keluarga korban.
Salah satunya kisah haru dari Maulana Alfan Ibrahimavic (13), warga Jalan Kalianyar Kulon, Kelurahan Bongkaran, Kecamatan Pabean Cantian, Surabaya.
Bibi Korban, Juliana menceritakan semasa hidup Ibrahim dikenal sebagai anak yang baik, pendiam, dan tidak suka berperilaku macam-macam.
Menurutnya, korban baru menimba ilmu sebagai santri sejak tiga bulan lalu, setelah lulus dari bangku sekolah dasar.
“Sejak kecil memang ingin mondok di sini. Pamannya sebagai santri sini. Saya juga alumni, ibu kandungnya sampai adik saya juga alumni,” ujar Juliana, Senin (6/10).
Dia mengungkapkan, Ibrahim ingin menempuh pendidikan di pondok pesantren tersebut karena ingin dekat dengan kerabat dekatnya, Kevin.
“Ditanya katanya mau pondok di sini biar ikut sama Kevin, anak saya sendiri, yang juga menjadi korban kejadian. Ikut salat juga kena timbunan,” ungkapnya.
Sayangnya, pada saat kejadian, nyawa Ibrahim tidak tertolong, sedangkan Kevin bisa keluar dalam keadaan selamat.












.jpeg)






































