jatim.jpnn.com, SIDOARJO - Upaya pencarian dan evakuasi korban ambruknya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, terus menunjukkan kemajuan.
Tim SAR gabungan bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Basarnas, serta tim ahli dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, menemukan langkah teknis untuk mengatasi permasalahan material runtuhan yang membuat gedung lama ponpes tersebut menjadi miring.
Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Mayjen TNI Budi Irawan menjelaskan bahwa proses pemotongan material yang menempel pada struktur bangunan lama dilakukan dengan sangat hati-hati.
Tim juga menambahkan penyangga di beberapa titik agar stabilitas bangunan tetap terjaga selama proses evakuasi berlangsung.
“Kemarin (ahli) dari ITS Bapak Mudji sudah koordinasi dengan Basarnas dan dari Kodim. Akhirnya dipotong, diperkirakan hari ini selesai serta diberikan penyangga sehingga akan mengurangi risiko apabila nanti bangunan yang roboh itu ditarik. Ya, jelas. Jadi sudah ada solusi,” kata Budi dalam konferensi pers di Posko Kedaruratan, Senin (6/10).
Dia menambahkan proses pembersihan puing dan pencarian korban masih berjalan paralel.
Hingga saat ini, sekitar 75 persen material telah berhasil disingkirkan. Sisa 25 persen lainnya berada di sisi kiri reruntuhan yang berdekatan langsung dengan bangunan miring.
“Sekarang ini kami sudah 75 persen ya, tinggal 25 persen lagi yang di sisi kiri dekat dengan bangunan miring itu,” ujarnya.












.jpeg)






































