jpnn.com - Saat di Hangzhou saya dapat kiriman WA. Saya tahu pengirimnya: Adharta. Ia pengusaha sukses di Jakarta. Kelahiran Alor --pulau kecil nun jauh di NTT.
Isi WA akan bercerita sendiri kepada Anda. Awalnya saya mengira itu cerita fiksi dari seorang sastrawan yang ia forward ke saya. Tetapi saya lihat tidak ada tanda "forward". Berarti cerita itu tulisan Adharta sendiri.
Saya ragu. Kok, ada pengusaha sukses yang bisa menulis mengalahkan tulisan saya. Terlalu banyak pengusaha yang mengalahkan saya dalam hal mencari uang. Tetapi ini dalam hal menulis.
Nama Mandarinnya bermarganya Wang. Atau di Indonesia sering disebut Ong.
Pak Ong begitu bangga dilahirkan di Alor. Setiap kali bertemu Pak Ong mengajak saya ke Kalabahi --kota pelabuhan di Alor.
Adharta selalu bercerita indahnya teluk Kalabahi. Tentang ikannya. Tentang air terjun di bukitnya. Tentang buah-buahan langkanya. Misalnya: mangga kelapa. Mangga tetapi besarnya sebesar kelapa.
Adharta selalu bangga: itulah buah yang hanya ada di Kalabahi.
Adharta selalu merasa: begitu indahnya masa kecil di Kalabahi. Alamnya eksotik sekali. Ia masih selalu pulang ke Kalabahi. Untuk cingbing. Makam orang tuanya ada di sana.

.jpeg)




















































