jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melaporkan bahwa pada Juli 2025, inflasi di provinsi ini tercatat sebesar 0,05 persen secara bulanan, dengan kelompok pendidikan sebagai penyumbang utama inflasi.
Plt Kepala BPS DIY Herum Fajarwati menjelaskan bahwa inflasi kelompok pendidikan mencapai 0,77 persen dan memberikan andil sebesar 0,05 persen terhadap inflasi total.
Lonjakan biaya pendidikan, terutama di sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah atas (SMA), yang bertepatan dengan masuknya tahun ajaran baru, menjadi faktor utama penyebab inflasi pada kelompok ini.
Selain pendidikan, kelompok transportasi juga menyumbang inflasi sebesar 0,02 persen.
Kelompok makanan, minuman, dan tembakau justru mengalami deflasi dengan andil negatif sebesar 0,05 persen.
“Beberapa komoditas yang memberikan kontribusi inflasi bulanan lainnya adalah bawang merah, tomat, bensin, cabai rawit, beras, telur ayam ras, emas perhiasan, dan biaya sekolah menengah pertama serta kue basah,” ujarnya.
Komoditas yang menahan laju inflasi DIY di antaranya adalah kacang panjang yang memberikan deflasi sebesar 0,05 persen, buncis 0,04 persen, dan angkutan udara serta kangkung masing-masing 0,02 persen.
Komoditas lain seperti bawang putih, sawi hijau, kelapa, bayam, ketimun, dan cabai hijau juga memberikan andil deflasi kecil, masing-masing 0,01 persen.