jatim.jpnn.com, SURABAYA - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim mengirim 14 sampel DNA terakhir korban ambruknya bangunan Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, ke Laboratorium Forensik Markas Besar (Mabes) Polri di Jakarta.
“Khusus hari ini, ada 14 sampel DNA korban yang dikirim. Itu kiriman terakhir dari Sidoarjo. Mudah-mudahan tidak ada tambahan lagi,” ujar Kabid Dokkes Polda Jatim Kombes M Khusnan Marzuki di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya, Rabu (8/10).
Khusnan memastikan proses identifikasi berjalan lancar tanpa kendala berarti. Tim DVI, kata dia, bekerja sesuai standar prosedur internasional untuk memastikan setiap jenazah teridentifikasi secara valid dan ilmiah.
“Pada prinsipnya tidak ada kendala. Tim kami bekerja berdasarkan kaidah DVI internasional,” ujarnya.
Proses identifikasi dilakukan dengan mencocokkan data antemortem dan post mortem, termasuk data primer seperti gigi dan rambut, serta data sekunder seperti pakaian dan barang pribadi milik korban.
“Tes DNA juga dilakukan untuk memastikan hasilnya akurat,” ucapnya.
Hingga Selasa (7/10), tim DVI telah menerima 67 kantong jenazah, dan 34 di antaranya berhasil diidentifikasi.
Meski begitu, Khusnan enggan memerinci apakah seluruh korban yang sudah teridentifikasi merupakan santri Ponpes Al Khoziny.


















































