jpnn.com, JAKARTA - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Rachmat Pambudy mengatakan, bencana lingkungan yang terjadi saat ini diduga disebabkan perubahan iklim dan pelanggaran umat manusia.
Adapun Aceh, Sumatra Barat dan Sumatra Utara sedang mengalami musibah bencana longsor dan banjir bandang. BNPB melaporkan jumlah korban meninggal dunia sebanyak 744 di tiga provinsi. Sebanyak 551 orang masih dilaporkan hilang.
“Untuk kesekian kalinya semua menghadapi bencana lingkungan. Sebagian bencana memang benar-benar karena perubahan iklim, karena global climate change dan global warming, tapi sebagian juga karena ada persoalan disiplin, ada persoalan ketidaktertiban, dan ada persoalan pelanggaran yang dilakukan oleh umat manusia,” ucap Rachmat dikutip Rabu (3//11).
Salah satu pemicu yang menyebabkan masalah tersebut adalah hujan monsun (perubahan arah angin yang menyebabkan musim hujan lebat) intens memicu luapan sungai, banjir, dan longsor di wilayah berbukit.
Tanpa intervensi kebijakan yang tepat, Bappenas menganggap kerugian Indonesia akan semakin membesar dan memperburuk krisis iklim, sosial, maupun lingkungan.
Tercatat, 50-75 persen dari populasi global berpotensi terdampak kondisi iklim yang mengancam manusia di tahun 2100, berdasarkan data Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) tahun 2022.
Selain itu, mengutip United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) tahun 2022, polusi udara menyebabkan hingga 4,2 juta kematian setiap tahun, atau menjadi penyebab penyakit dan kematian dini terbesar di dunia.
Data The Intergovernmental Platform on Biodiversity and Ecosystem Services/IPBES tahun 2019 juga mengungkapkan bahwa sekitar satu juta spesies tumbuhan dan hewan menghadapi ancaman kepunahan.






















































