jateng.jpnn.com, SEMARANG - National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Kota Semarang menyampaikan keluhan mereka kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Semarang terkait minimnya fasilitas latihan dan dukungan anggaran bagi atlet-atlet disabilitas.
Audiensi ini dipimpin langsung Ketua NPCI Kota Semarang Nur Solikin dan diterima oleh Ketua DPRD Kota Semarang Kadarlusman, Senin (11/8).
Nur Solikin menyebut NPCI memiliki kedudukan setara dengan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dalam pembinaan olahraga prestasi.
Bedanya, NPCI menaungi atlet disabilitas, sementara KONI mengurus atlet non-disabilitas.
"Kami butuh pola pembinaan yang memang memerlukan anggaran tinggi karena satu atlet disabilitas harus didampingi dua pendamping," kata Nur seusai audiensi.
Menurutnya, kesetaraan ini seharusnya juga berlaku dalam pembinaan, infrastruktur, serta alokasi anggaran.
"Prestasi atlet disabilitas di Kota Semarang luar biasa, tetapi anggaran kami sangat minim," ujar Nur.
Dia juga menyoroti pentingnya fasilitas olahraga yang ramah disabilitas. Terlebih, dalam waktu dekat Kota Semarang akan menjadi tuan rumah Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) Disabilitas Oktober 2025 dan Pekan Paralimpik Provinsi (Peparprov) 2026.