jateng.jpnn.com, KOTA PEKALONGAN - Wacana penerapan lima hari sekolah mulai menggema di Kota Pekalongan, Jawa Tengah. Meski belum ada satu pun permohonan resmi dari masyarakat atau lembaga pendidikan, Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan melalui Dinas Pendidikan tetap pasang kuda-kuda.
Plt Kepala Dinas Pendidikan sekaligus Ketua PGRI Kota Pekalongan Mahbruri memastikan pihaknya siap membuka ruang dialog seluas-luasnya terkait isu ini.
"Secara formal, belum ada usulan. Namun, kami tidak tinggal diam. Kajian berbasis data dan kebutuhan riil di lapangan sedang disiapkan," tegasnya dilansir dari Antara, Rabu (30/7).
Menurut Mahbruri, meski belum dibahas secara mendalam, suara-suara dari para guru sudah mulai masuk. Aspirasi itu ditampung untuk dijadikan bahan pertimbangan.
"Ini sinyal positif bahwa para pendidik peduli dan ingin ikut membangun sistem yang adaptif," ujarnya.
Dia menyebutkan kajian akan fokus pada empat aspek krusial. Pertama, ketahanan siswa, terutama anak-anak SD, dalam menjalani jam belajar yang lebih panjang.
Kedua, kesiapan fasilitas sekolah, seperti makan siang, ruang ibadah, dan kenyamanan ruang kelas. Ketiga, dampak sosial budaya, khususnya terkait waktu belajar di madrasah diniyah atau TPQ.
Dan keempat, keadilan bagi siswa, guru, sekolah, hingga orang tua.