Pengasuh Pesantren Buntet Minta Rais Aam, Ketum, dan Sekjen PBNU Mundur

1 week ago 27

Pengasuh Pesantren Buntet Minta Rais Aam, Ketum, dan Sekjen PBNU Mundur

Facebook JPNN.com LinkedIn JPNN.com Whatsapp JPNN.com Telegram JPNN.com

Pengasuh Pondok Pesantren Nadwatul Ummah Buntet KH Faris Fuad Hasyim. Foto: Source for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengasuh Pondok Pesantren Nadwatul Ummah Buntet KH Faris Fuad Hasyim meminta Rais Aam PBNU KH Miftahul Ahyar, Ketua Umum PBNU KH Yahya C Staquf, dan Sekjen PBNU KH Saifullah Yusuf untuk secara kesatria mengundurkan diri dari PBNU.

Langkah ini dipandang sebagai solusi terbaik untuk menyelesaikan gejolak konflik yang terjadi di tubuh Ormas terbesar di Indonesia tersebut.

“Jadi, menurut saya tidah hanya Gus Yahya yang harus dicopot, Rais Aam harus dicopot, Sekjenya juga harus dicopot. Jadi segera usulkan Muktamar Luar Biasa (MLB) NU. Kalau MLB ini tidak bisa terselenggara hari ini, boleh kita menunggu muktamar kedepan dengan catatan ketiga figur tersebut dimohon tidak mencalonkan diri,” ujar KH Faris Fuad Hasyim, Selasa (2/12/2025).

Gus Faris-sapaan akrab-KH Faris Fuad Hasyim mengatakan saat ini ada perbedaan pola perjuangan para pengurus NU.

Dia menceritakan bagaimana perjuangan KH Fuad Hasyim yang tidak hanya waktu dan pikiran tetapi juga rela menyerahkan semua harta benda demi Nahdlatul Ulama (NU).

“Pernah suatu ketika pembangunan kantor PBNU yang dikomandani KH Manarul Hidayat. Saat diminta bantuan beliau dengan enteng menjual tanah yang ada bahkan hingga menjual satu-satunya mobil kesayangan beliau,” ujarnya.

Gus Faris mengungkapkan dia pun bertanya-tanya kenapa begitu cinta sang abah terhadap NU. Menurutnya jawaban abahnya pun sederhana bahwa mencintai NU sama dengan mencintai Indonesia.

“Abah itu pernah menasehati putra-putranya, jangan minta apa-apa kepada NU, tetapi kalau punya apa-apa berikan pada NU,” ujarnya.

Pengasuh Pondok Pesantren Nadwatul Ummah Buntet KH Faris Fuad Hasyim meminta Rais Aam PBNU KH Miftahul Ahyar, Ketum PBNU Gus Yahya, dan Sekjen PBNU.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Read Entire Article
| | | |