jatim.jpnn.com, SITUBONDO - Komisi II DPRD Kabupaten Situbondo turun tangan mencari solusi atas masalah menumpuknya 13.200 ton gula milik petani yang hingga kini belum terjual di tiga gudang pabrik gula.
Ketua Komisi II DPRD Situbondo, Jainur Ridho, mengatakan pihaknya sudah memanggil Asosiasi Petani Tebu Rakyat (APTR) Asembagus, Panji, Wringinanom, manajemen pabrik gula (PG) Assembagoes, PG Pandjie, PG Wringinanom, serta perwakilan Bank Jatim untuk membahas persoalan tersebut.
"Kami sengaja mengundang APTR, pabrik gula dan Bank Jatim hari ini untuk mempercepat mencari solusi gula petani yang makin hari makin menumpuk di tiga gudang pabrik gula," kata Jainur, Selasa (19/8).
Namun, pertemuan itu belum membuahkan hasil. Menurut Jainur, harapan agar Bank Jatim bisa membantu pembiayaan petani terhambat tingginya bunga bank.
"Harapan kami Bank Jatim bisa membantu petani tebu yang gulanya belum laku, tetapi bunga bank terlalu tinggi. Kami tetap akan berusaha bertemu Gubernur Jatim secepatnya," ujarnya.
Manajemen Pabrik Gula (PG) Assembagoes di Kabupaten Situbondo mencatat hingga saat ini tercatat ada 6.500 ton gula pasir petani belum terjual ke pedagang.
"Gula pasir belum terjual ke pedagang sudah sekitar 1,5 bulan, sehingga kami belum melakukan pembayaran kepada petani yang tebunya digiling di PG Assembagoes," jelasnya.
Sementara itu, di PG Pandjie terdapat 2.800 ton gula yang belum laku, dan di PG Wringinanom masih menumpuk 3.900 ton.