jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menerbitkan surat bernomor 4937/PB.23/A.II.07.08/99/12/2025 menyikapi surat Tabayyun Rais Aam yang disampaikan Miftachul Achyar.
Setidaknya, dua poin muncul dalam surat yang diteken Gus Yahya dan diberi judul Menjernihkan Masalah, Menatap Masa Depan.
Pertama, Gus Yahya menangkap bahwa Risalah Rapat Harian Syuriyah pada 20 November tidak sah setelah melihat Tabayyun Rais Aam.
Termasuk, kata Gus Yahya, keputusan turunan yang berdasarkan Rapat Harian Syuriyah hingga penetapan Pj Ketum PBNU tidak sah secara aturan.
"Tindakan yang tidak memiliki dasar, bahkan bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), dan dengan sendirinya batal demi hukum," ujar dia dalam konferensi pers di kantor PBNU, Jakarta, Rabu (24/12).
Gus Yahya mengaku sebagai mandataris Muktamar PBNU bakal menolak Rapat Harian Syuriyah berserta keputusan turunan.
"Bukan karena kepentingan pribadi, melainkan demi menjaga marwah dan tatanan organisasi yang kami warisi," ujar dia.
Gus Yahya dalam surat bernomor 4937/PB.23/A.II.07.08/99/12/2025 menyebutkan konflik internal di organisasi yang berlarut-larut bisa merusak PBNU.






















































