bali.jpnn.com, DENPASAR - Praktisi kehutanan Abdul Muthalib menegaskan pentingnya pengelolaan hutan berbasis keberlanjutan di tengah ancaman konversi lahan dan eksploitasi berlebihan.
Menurutnya, kawasan hutan di Bali sangat rentan.
Oleh karena itu, penanaman pohon harus menjadi budaya masyarakat Bali, bukan sekadar acara seremonial semata.
Abdul Muthalib mengatakan hutan di Bali memegang peran kunci sebagai penyerap karbon dan pelindung ekosistem.
Hutan berfungsi sebagai benteng utama, tidak hanya dalam konteks mitigasi (mengurangi penyebab), tetapi juga adaptasi (menyesuaikan diri dengan dampak) perubahan iklim.
Dalam konteks mitigasi sebagai gudang penyimpanan karbon, hutan memiliki kemampuan menyerap karbon dioksida (CO?) dari atmosfer melalui proses fotosintesis.
“Hutan yang sehat mampu mengunci jutaan ton karbon dan membantu menstabilkan konsentrasi gas rumah kaca di udara yang menjadi pemicu utama pemanasan global,” ujar Abdul Muthalib saat mengisi acara di Denpasar.
Terkait upaya mengatasi deforestasi, ia menegaskan perlunya fokus pada penghentian perubahan fungsi kawasan hutan yang disebabkan oleh kebakaran, illegal logging, atau alih fungsi lahan ilegal.



















































