jpnn.com, JAKARTA - PT UBC Medical Indonesia (LABS) mencatat kinerja positif sepanjang 2024 dan menyiapkan strategi ekspansi dengan fokus pada teknologi kesehatan molekular untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan. Hal ini diungkapkan Direktur Utama PT UBC Medical Indonesia FX Yoshua Raintjung dalam paparan publik yang digelar di kawasan Permata Hijau, Senin (30/6).
“Kami bersyukur atas dukungan seluruh pemangku kepentingan. Pada 2024 menjadi momentum penting bagi LABS untuk mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih yang signifikan, sekaligus memperkuat fondasi operasional menuju masa depan,” ujar Yoshua.
Pada 2024, LABS membukukan pendapatan bersih sebesar Rp147,6 miliar, tumbuh 8 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp136,7 miliar. Pertumbuhan ini turut mendongkrak laba bersih perusahaan sebesar 34,84 persen menjadi Rp2,95 miliar, dibandingkan Rp2,19 miliar pada 2023.
Meski beban pokok pendapatan naik 11,87 persen menjadi Rp90,2 miliar, perusahaan berhasil menekan beban pemasaran dan penjualan hingga 14,60 persen. Hal ini berdampak pada kenaikan laba usaha sebesar 43,36 persen menjadi Rp9,75 miliar. Margin laba usaha juga meningkat menjadi 6,61 persen dari sebelumnya 4,98 persen.
Secara neraca, total aset perusahaan pada akhir 2024 mencapai Rp203,6 miliar, naik 27,02 persen dari tahun sebelumnya. Di sisi lain, total liabilitas menurun drastis sebesar 41,54 persen menjadi Rp64,8 miliar. Ekuitas pun melonjak 181,11 persen menjadi Rp138,7 miliar, berkat penambahan modal disetor dari penawaran umum perdana dan peningkatan saldo laba.
“Kami telah memperkuat struktur keuangan dan menekan liabilitas secara signifikan. Ini memberikan ruang strategis untuk pertumbuhan jangka panjang,” jelas Yoshua.
LABS yang dikenal sebagai distributor alat kesehatan, kini memperluas portofolio ke teknologi in-vitro diagnostic (IVD) dan molekular. Perusahaan juga telah memproduksi barang-barang diagnostik molekular, salah satu bidang tersulit dalam industri diagnostik, dan memperoleh sejumlah sertifikasi penting seperti ISO 9001:2015 dan CDAKB.
“Fokus kami adalah menjadi mitra strategis dalam sistem kesehatan nasional, khususnya dalam mendeteksi penyakit menular dan kelainan bawaan melalui teknologi molekular,” ungkap Yoshua.