jatim.jpnn.com, SURABAYA - Pengalaman tak terlupakan didapat salah satu anggota Tim Rescue Damkar Surabaya Viki Alex Candra (29), saat menjalankan operasi penyelamatan korban Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo.
Selama lima hari bertugas, para rekan sejawatnya mempertaruhkan hidup dan mati di tengah mencekamnya suasana sekitar. Bangunan yang semula berdiri kokoh, berubah tak berbentuk di depan matanya.
“Banyak penyangga yang terbuat dari besi patah. Reruntuhan beton ada di mana puluhan santri masih terjebak di dalamnya,” ujar Viki, Rabu (8/10).
Dia mengaku mendengar suara teriakan minta tolong, dari kejauhan. Petugas terus bekerja keras menyelamatkan korban yang masih bernafas, sejak peristiwa itu terjadi.
“Kami membawa Alat Pelindung Diri, lalu alat pendeteksi kehidupan, kamera pencarian, dan pemotong besi rangka. Tak lupa kami juga menyiapkan persiapan mental, itu wajib,” ucapnya.
Proses evakuasi tidak mudah, Viki berjuang membuka akses di ruang sempit, lalu melewati sela-sela beton dan besi tajam, mencari korban yang masih bisa diselamatkan.
“Kami susah payah membuat akses untuk tim penyelamat, agar bisa masuk ke dalam reruntuhan lalu mengeluarkan korban,” jelasnya.
Selain merasakan kegelapan dan mendengar aktivitas korban, yang berusaha mencari udara oksigen di ruang sempit, Viki juga mencium bau tidak wajar.



















































