Drama di Balik Layar Dugaan Korupsi Rp222 Miliar Bank BJB, LSM Trinusa Bongkar Aroma Busuk Dunia Perbankan Jabar ?

3 hours ago 11
Kantor Pusat Bank BJB,Jl.Naripan Bandung.Ist

KabarJakarta.com- Dunia perbankan kembali diguncang isu panas. Bank Jawa Barat dan Banten (Bank BJB) kembali menjadi sorotan tajam setelah rencana pembatalan pengangkatan komisaris baru, termasuk nama-nama besar seperti Mardigu Wowiek (Bossman Mardigu) dan Helmy Yahya, menimbulkan tanda tanya besar di tengah publik dan para pemegang saham.

Rencana Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dijadwalkan Desember 2025 disebut akan membatalkan hasil RUPSLB sebelumnya, di mana ketiga nama tersebut sempat diumumkan sebagai jajaran strategis komisaris dan direksi.

Langkah mengejutkan ini dilakukan setelah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) turun tangan dan menekankan pentingnya integritas dan profesionalisme tinggi bagi pimpinan bank yang mengelola triliunan dana masyarakat.

Namun, di balik alasan formal itu, aroma politik dan intrik bisnis disebut mulai menyelimuti ruang rapat BJB.

LSM Trinusa: “Drama Pimpinan BJB Belum Berakhir”

Ketua LSM Triga Nusantara Indonesia (Trinusa) Jabar Ait M. Sumarna, dengan nada tegas menyebut bahwa apa yang terjadi di tubuh Bank BJB saat ini bukan sekadar rotasi jabatan biasa, melainkan bagian dari “drama besar pimpinan BJB” yang tak kunjung usai.

“Kasus korupsi iklan yang menyeret mantan Dirut Yuddy Renaldi belum tuntas, tapi sekarang muncul lagi drama baru soal pembatalan komisaris. Publik berhak tahu apa yang sebenarnya terjadi di balik semua ini,” ujar Ait dengan nada keras di Bandung, Selasa (11/11/2025).

Bayang-bayang Kasus Korupsi Rp 222 Miliar

Kisah kelam Bank BJB bermula dari kasus dugaan korupsi pengadaan iklan 2021–2023 yang menyeret mantan Direktur Utama Yuddy Renaldi dan empat pejabat lainnya. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menetapkan mereka sebagai tersangka, dengan kerugian negara ditaksir mencapai Rp 222 miliar.

Dalam pengusutan kasus itu, sejumlah saksi turut dipanggil, termasuk selebgram Lisa Mariana, untuk mendalami dugaan aliran dana non-budgeter yang mencurigakan.

Belum selesai dengan kasus tersebut, Yuddy juga disebut terseret dalam skandal kredit jumbo ke PT Sritex yang kini ditangani oleh Kejaksaan Agung.

“Wajah Lama dalam Jas Baru”

Menurut Ait M. Sumarna, pergantian pucuk pimpinan tidak otomatis membuat Bank BJB bersih dari masalah. Ia menilai Direktur Utama baru, Yusuf Saadudin, yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Konsumen dan Ritel, harus menunjukkan bahwa dirinya bukan bagian dari lingkaran lama yang terkontaminasi.

“Kami meminta agar Yusuf Saadudin membuktikan bahwa dia bukan bagian dari sistem lama yang korup. Sampai hari ini, Bank BJB belum juga terbuka dan tidak merespons surat resmi kami. Kami siap aksi kembali di Bank Bjb,”  ujar Ait.

Daftar Direksi & Komisaris: Hasil RUPS yang kini dipertanyakan

Berikut susunan direksi dan komisaris hasil RUPS Bank BJB 2025 yang kini berada di bawah sorotan tajam publik:

Direksi:

* Direktur Utama: Yusuf Saadudin

* Direktur Kepatuhan: Joko Hartono Kalisman

* Direktur Korporasi dan UMKM: Mulyana

* Direktur Konsumer dan Ritel: Nunung Suhartini

* Direktur Operasional & TI: Ayi Subarna

* Direktur Keuangan: Hana Dartiwan

Komisaris:

* Komisaris Utama Independen: Wowiek Prasantyo

* Komisaris: Herman Suryatman

* Komisaris: Rudie Kusmayadi

* Komisaris: Tomsi Tohir

* Komisaris Independen: Helmy Yahya

* Komisaris Independen: Novian Herodwijayanto

Namun, dengan munculnya wacana pembatalan RUPSLB Desember mendatang, daftar ini bisa saja berubah total dan publik masih menanti siapa yang akan benar-benar bertahan di kursi panas Bank BJB.

Ditengah aroma tekanan politik, isu intervensi bisnis, dan bayangan kasus korupsi yang belum padam, Bank BJB kini berdiri di persimpangan tajam antara pemulihan integritas atau kehancuran reputasi.

Sementara itu, LSM Trinusa DPD Jabar memastikan akan terus mengawal kasus ini dan menuntut transparansi penuh kepada masyarakat Jawa Barat, agar bank kebanggaan daerah ini tidak menjadi “sarang kepentingan elit dan permainan gelap uang rakyat.”

“Jangan main-main dengan uang rakyat. Kami tidak akan diam,” tutup Ait M. Sumarna dengan tegas.

Read Entire Article
| | | |