jatim.jpnn.com, SURABAYA - Pemerintah Kota Surabaya memastikan akan memberikan pendampingan penuh terhadap Nur Ahmad (16) warga Surabaya yang selamat dari insiden ambruknya Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo.
Perhatian itu diberikan karena Nur Ahmad harus meneruskan hidupnya dengan satu tangan kanannya. Pasalnya, tangan kirinya harus diamputasi karena terjepit beton.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan pendampingan pertama yang dilakukan terkait psikis keluarga dan korban itu sendiri.
“Iya pendampingan dari Pemkot. Jadi, kami melakukan pendampingan psikis, kami lakukan pendampingan keluarga, terutama psikis dulu, ya,” kata Eri, Senin (13/10).
Sembari pemberian pendampingan, Eri juga akan memberikan pendampingan untuk melanjutkan kehidupannya, mulai dari pendidikan hingga pekerjaan.
Dia memastikan akan memberikan intervensi agar Nur Ahmad bisa melanjutkan hidupnya dengan baik.
“Pendampingan yang untuk lainnya karena otomatis, mohon maaf, kalau sudah seperti ini kan dalam keadaan tidak normal maka pekerjaannya harus saya pikirkan juga. Bagaimana dia tetap bisa sekolah sampai dia lulus, dan dia setelah itu bekerja. Nanti kami diskusikan dengan keluarganya,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, Nur Ahmad (16) santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny menjadi salah satu dari 14 orang yang dievakuasi Tim SAR gabungan dalam kondisi selamat saat insiden bangunan tiga lantai itu ambruk pada Senin (29/9) puku 15.00 WIB.



















































