jabar.jpnn.com, GARUT - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut melakukan asesmen untuk mendeteksi dampak daerah yang dilanda bencana alam tanah longsor dan banjir akibat hujan dengan intensitas tinggi melanda wilayah itu.
"Asesmen ke lokasi terdampak bencana oleh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut Aah Anwar Saefuloh, Minggu (29/6).
Ia menuturkan hujan dengan intensitas tinggi dan berlangsung lama pada Sabtu (28/6) menyebabkan bencana alam tanah longsor dan banjir di sejumlah kecamatan di Garut.
Terkait dampak apa saja dari bencana itu, kata dia, hasilnya belum dapat diketahui. Pemkab Garut akan menyiapkan rapat koordinasi terlebih dahulu untuk menetapkan tanggap darurat bencana atau tidak.
"Kita rapatkan (tanggap darurat) hari ini," katanya.
Ia menyebut data sementara yang dilaporkan ke BPBD Garut, yakni bencana alam longsor dan banjir terjadi di 14 desa tersebar di tujuh kecamatan, yakni Kecamatan Cilawu, Garut Kota, Sucinaraja, Tarogong Kidul, Sukaresmi, Banyuresmi, dan Karangpawitan.
Rumah yang terdampak, kata dia, tercatat sebanyak 312 unit, satu unit rumah rusak berat dan paling banyak rumah terendam banjir di Haurpanggung, Kecamatan Tarogong Kidul.
"Ini data sementara, nanti pada rapat koordinasi kepastiannya," kata Aah.