jogja.jpnn.com, YOGYAKARTA - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengakui bahwa tingkat okupansi hotel di wilayah ini masih berada di angka rendah, meskipun masa libur sekolah tahun ajaran 2025/2026 sudah mendekat.
Hingga pertengahan Juni, tingkat reservasi hotel hanya stagnan di kisaran 25 hingga 30 persen.
Ketua PHRI DIY Deddy Pranowo Eryono mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai upaya promosi, termasuk mengikuti kegiatan “table top” di Malang, Jawa Timur, yang berhasil menghasilkan beberapa transaksi reservasi.
Namun, antusiasme masyarakat untuk bepergian pada momen libur sekolah belum menunjukkan peningkatan signifikan.
Deddy menyebut beberapa faktor utama yang mempengaruhi rendahnya permintaan reservasi hotel, antara lain:
- Daya beli masyarakat yang belum pulih sepenuhnya
- Kebijakan larangan studi tur di beberapa daerah yang berdampak pada menurunnya kunjungan dari segmen pelajar dan rombongan sekolah
Kondisi serupa juga tercermin pada tingkat hunian hotel selama libur panjang Iduladha 1446 H pada 5 hingga 9 Juni lalu, yang hanya mencapai 20 hingga 40 persen.
“Angka ini menurun dibandingkan Iduladha tahun sebelumnya yang bisa mencapai 50 persen, meskipun libur tahun ini lebih panjang,” kata Deddy.