
KabarJakarta.com – Pemerintah resmi menetapkan daftar hari libur nasional dan cuti bersama tahun 2026 melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri yang diumumkan pada Jumat, 19 September 2025.
Dari 17 hari libur nasional dan 8 hari cuti bersama yang ditetapkan, terdapat beberapa tanggal penting yang berkaitan dengan bulan suci Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 1447 Hijriah.
Namun, perlu dicatat bahwa SKB tidak mencantumkan secara langsung tanggal awal puasa Ramadan 2026 maupun Hari Raya Idul Fitri 2026.
Sesuai tradisi, pemerintah Indonesia akan menetapkan awal bulan Ramadan dan Syawal melalui Sidang Isbat Kementerian Agama RI.
Sidang ini biasanya digelar menjelang pergantian bulan dalam kalender Hijriah, dengan menggabungkan metode hisab (perhitungan astronomi) dan rukyat (pengamatan hilal).
Perkiraan Awal Puasa dan Idul Fitri 2026
Walaupun keputusan resmi menunggu sidang isbat, sejumlah perkiraan sudah bisa dijadikan acuan oleh masyarakat.
Dalam SKB, pemerintah menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1447 H sebagai libur nasional pada Jumat–Sabtu, 20–21 Maret 2026.
Selain itu, cuti bersama Lebaran juga berlangsung pada 20, 23, dan 24 Maret 2026.
Mengacu pada perhitungan astronomi, awal Ramadan 1447 H diperkirakan jatuh pada Rabu, 18 Februari 2026.
Itu berarti umat Islam di Indonesia kemungkinan besar akan menjalani puasa selama 29 hari, sebelum merayakan Idul Fitri pada Jumat, 20 Maret 2026.
Jadwal Prediksi Ramadan 2026
- Tarawih pertama: Selasa malam, 17 Februari 2026
- Awal puasa: Rabu, 18 Februari 2026
- Akhir puasa: Kamis, 19 Maret 2026
- Idul Fitri: Jumat, 20 Maret 2026
Dengan demikian, masyarakat dapat mulai menyiapkan agenda Ramadan, termasuk penyesuaian kegiatan kerja, sekolah, hingga rencana mudik.
Kalender Hijriah Global dan Muhammadiyah
Perhitungan di atas juga sejalan dengan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) yang mulai digunakan oleh Muhammadiyah secara resmi. Kalender ini menggunakan metode hisab hakiki kontemporer, sebuah sistem perhitungan modern yang berlaku secara global.
KHGT memungkinkan penetapan awal bulan Hijriah dilakukan jauh hari, sehingga memudahkan umat Islam dalam merencanakan aktivitas ibadah maupun kegiatan sehari-hari.
Namun, meskipun Muhammadiyah sudah memiliki kalender resmi, penetapan awal Ramadan dan Idul Fitri yang berlaku secara nasional tetap menunggu hasil Sidang Isbat Kemenag. Hal ini bertujuan menjaga keseragaman waktu ibadah puasa di Indonesia.
Sidang Isbat Jadi Penentu Resmi
Sidang Isbat Kemenag akan menggabungkan metode hisab dan rukyat. Para ulama, ahli falak, dan lembaga terkait dilibatkan dalam forum ini.
Proses rukyat atau pengamatan hilal biasanya dilakukan di berbagai titik lokasi di Indonesia untuk memastikan terlihatnya bulan sabit pertama.
Kondisi geografis Indonesia yang luas memang bisa menyebabkan perbedaan waktu terlihatnya hilal.
Karena itu, sidang isbat berfungsi untuk menyatukan hasil perhitungan dan pengamatan agar umat Islam di Indonesia menjalani puasa secara seragam.
Pentingnya Mengetahui Prediksi Ramadan
Bagi masyarakat, mengetahui perkiraan awal Ramadan sangat bermanfaat.
Tidak hanya terkait persiapan ibadah, tetapi juga untuk mengatur agenda sehari-hari, termasuk kegiatan ekonomi, pendidikan, maupun sosial.
Banyak keluarga yang mulai menabung, menyiapkan mudik, hingga menyusun jadwal cuti kerja.
Meski prediksi awal Ramadan 2026 sudah tersedia, masyarakat diingatkan untuk tetap menunggu pengumuman resmi dari pemerintah melalui Sidang Isbat.
Dengan begitu, umat Islam dapat menjalankan ibadah puasa dan merayakan Idul Fitri dengan penuh kepastian dan keseragaman.***