Banjir Rob Rendam Ratusan Rumah di Pluit Jakarta Utara

1 month ago 35
Ilustrasi Banjir di Jakarta

KabarJakarta.com — Ratusan rumah warga di wilayah pesisir Jakarta kembali terendam banjir rob. Peristiwa ini terjadi di Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, tepatnya di wilayah RW 22 yang terdiri atas 12 RT. Banjir pesisir atau rob tersebut mulai menggenangi kawasan permukiman sejak Rabu (28/5) dini hari, dengan ketinggian air antara 40 hingga 60 sentimeter.

Menurut Erda, petugas dari Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (TRC BPBD) DKI Jakarta, banjir ini dipicu oleh air laut pasang akibat fenomena alam supermoon yang tengah berlangsung. Genangan mulai naik ke permukiman warga sejak pukul 23.00 WIB, dan sempat bertahan hingga pagi hari sebelum perlahan mulai surut.

“Banjir ini terjadi akibat pasangnya air laut dan merendam sekitar 200 rumah warga. Fenomena supermoon menyebabkan air laut naik ke daratan,” ujar Erda.

Ia juga menyebutkan bahwa fenomena ini diprediksi akan berlangsung hingga 31 Mei 2025, dengan potensi puncak genangan air mencapai 60 cm atau lebih, terutama di wilayah yang memiliki kontur rendah dan tidak dilengkapi tanggul penahan air laut.

Tak hanya merendam rumah warga, banjir rob kali ini juga melumpuhkan sejumlah ruas jalan di kawasan Muara Angke, menyebabkan gangguan aktivitas warga setempat.

Salah satu warga RW 22 Muara Angke, Warsinah (47), mengaku pasrah menghadapi kondisi ini. Menurutnya, ini merupakan hari ketiga air laut masuk ke kawasan rumahnya.

“Ini banjir sudah hari ketiga dan kami hanya bisa pasrah. Kami berharap pemerintah segera membangun tanggul laut agar air laut tidak terus masuk ke sini saat pasang,” keluh Warsinah.

Ia menambahkan bahwa masyarakat di wilayah pesisir semakin lelah dengan banjir rob yang datang berkala setiap kali pasang besar terjadi. Ia mendesak agar pembangunan tanggul laut raksasa (Giant Sea Wall) segera dituntaskan sebagai solusi jangka panjang.

Sementara itu, BPBD Provinsi DKI Jakarta sebelumnya telah mengeluarkan imbauan kepada masyarakat pesisir untuk mewaspadai banjir rob yang dapat terjadi akibat supermoon, mulai 24 Mei hingga 31 Mei 2025.

Kristian Gottam Marudut Sihombing, Kepala Satuan Pelaksana Pengolahan Data dan Informasi Kebencanaan BPBD DKI Jakarta, menjelaskan bahwa fenomena supermoon memiliki dampak signifikan terhadap pasang surut air laut.

“Supermoon adalah kondisi ketika bulan berada dalam posisi lebih dekat dengan bumi, sehingga tampak lebih besar dan terang dari biasanya. Fenomena ini dapat meningkatkan ketinggian air laut secara signifikan,” jelasnya.

Kristian mengimbau warga untuk menjaga lingkungan tetap bersih, terutama dari sampah yang dapat memperburuk kondisi saat banjir terjadi, serta menjadi sumber penyakit jika menggenang.

Fenomena alam seperti supermoon memang tidak dapat dihindari, namun kesiapsiagaan, infrastruktur yang memadai, dan kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan bisa menjadi kunci dalam meminimalkan dampaknya.

Read Entire Article
| | | |