DKI Jakarta Luncurkan Proyek Percontohan Pengelolaan Sampah Kolaboratif di Enam Kelurahan

1 week ago 28
Uji Coba Pengelolaan Sampah Kolaboratif DKI Jakarta Dimulai di Enam Wilayah Terpilih

Kabarjakarta.com — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta resmi mengoperasikan proyek percontohan pengelolaan sampah kolaboratif di enam kelurahan sebagai bagian dari upaya memperkuat sistem pengelolaan sampah berkelanjutan berbasis wilayah. Proyek ini diharapkan menjadi model yang dapat direplikasi di seluruh kelurahan di Ibu Kota.

“Kolaborasi ini menjadi langkah strategis untuk menciptakan kelurahan yang mandiri dan berkelanjutan dalam mengelola sampahnya,” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto, dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (25/6).

Enam wilayah yang menjadi sasaran proyek pilot ini meliputi RW 07 Kelurahan Johar Baru (Jakarta Pusat), RW 04 Pegangsaan Dua (Jakarta Utara), RW 05 Pengadungan (Jakarta Barat), RW 07 Ulujami (Jakarta Selatan), RW 17 Klender (Jakarta Timur), serta Pulau Sancang di Kelurahan Pulau Pari (Kepulauan Seribu).

Asep menjelaskan bahwa pendekatan kolaboratif yang diterapkan mencakup sosialisasi, edukasi, pelatihan, pendampingan rumah tangga, serta penyediaan infrastruktur pendukung. Target utama proyek ini adalah peningkatan partisipasi warga dalam memilah sampah serta penurunan volume sampah rumah tangga.

“Data capaian seperti jumlah rumah yang mulai memilah sampah dan penurunan volume sampah menjadi indikator penting keberhasilan program ini,” jelasnya.

Proyek ini akan menjalani tahap monitoring dan evaluasi secara ketat selama satu tahun pertama. Hasilnya akan dijadikan acuan dalam pengembangan sistem serupa di 261 kelurahan lainnya sebagai praktik baik (best practice) pengelolaan sampah yang terintegrasi.

“Melalui pilot project ini, kami ingin mengintegrasikan berbagai kontribusi mulai dari infrastruktur, teknologi, edukasi, hingga pelatihan ke dalam sistem pengelolaan sampah yang berbasiskan wilayah,” tambah Asep.

Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta Bidang Pembangunan dan Tata Kota, Nirwono Joga, turut menegaskan bahwa program ini sejalan dengan visi Jakarta menjadi kota global berperingkat 50 besar dunia pada tahun 2029. Salah satu indikator utamanya adalah keberhasilan dalam pengelolaan sampah yang efisien dan berkelanjutan.

“Jakarta menghasilkan sekitar 8.000 ton sampah setiap hari. Jika dibagi ke 267 kelurahan, maka tiap kelurahan perlu mengurangi sekitar 29,96 ton per hari. Ini hanya bisa dicapai melalui inovasi dan kolaborasi lintas sektor,” ungkap Nirwono.

Ia juga memaparkan pembagian kategori kelurahan berdasarkan capaian pengurangan sampah. Pertama, kategori bebas sampah, yakni kelurahan yang berhasil menurunkan timbulan sampah secara signifikan. Kedua, kategori bebas sampah parsial, yakni kelurahan yang masih dalam proses menuju pengurangan signifikan. Dan ketiga, kategori belum bebas sampah, yaitu kelurahan yang menghadapi tantangan dalam pengurangan dan pengelolaan sampah.

Kelurahan yang telah mencapai status bebas sampah akan difungsikan sebagai pusat pembelajaran, sementara kelurahan yang masih tertinggal akan menjadi fokus pembinaan dari Dinas Lingkungan Hidup.

“Jika seluruh kelurahan mampu mencapai target ini, maka Jakarta akan memiliki sistem pengelolaan sampah mandiri yang berkelanjutan di tingkat lokal,” tutup Nirwono.

Read Entire Article
| | | |