
KabarJakarta.com- Pernyataan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Setyo Budiyanto mengatakan pemeriksaan terhadap eks Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil (RK) di kasus Bank BJB hanya masalah waktu saja.
Apalagi, rumah Ridwan Kamil sudah pernah digeledah oleh KPK terkait kasus tersebut.
“Bank Jabar masih fokus kepada pemeriksaan yang lain-lain. Ada saksi, ada kemudian mungkin mau lakukan pemeriksaan atau penelaahan terhadap dokumen, data, dan lain-lain untuk bisa memastikan,” ujar Setyo di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis, 10 Juli 2025.
“Tapi saya yakin, penyidik pasti akan nanti menentukan jadwal untuk pemanggilan. Karena untuk bisa mempertanggungjawabkan dan mengklarifikasi terhadap kegiatan pengeledahan yang sudah pernah dilakukan. Mungkin masalah waktu saja,” sambungnya.
Menyikapi pernyataan Ketua KPK Setyo Budianto, Ketua LSM Triga Nusantara Indonsia (Trinusa) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Jawa Barat, Ait M Sumarna angkat bicara.
Menurutnya perjalanan kasus penempatan iklan Bank BJB yang merugikan keuangan negara Rp 222 miliar versi KPK sudah begitu lama.
Dugaan kasus korupsi Dana Iklan Bank BJB yang menyeret nama Mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, dinantikan kelanjutannya oleh masyarakat Jawa Barat.
“Awalnya, kami mendukung langkah KPK. Bahkan Trinusa secara langsung datang ke KPK untuk memberikan dukungan,” kata Ait M Sumarna kepada KabarSunda (grup KabarJakarta), Minggu, 13 Juli 2025.
Namun, kata Ait, secara progres penanganan kasus penempatan iklan BJB Stagnan alias jalan di tempat.
Bahkan secara tegas LSM Trinusa mempertanyakan keseriusan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam menuntaskan kasus yang dinilai sudah “terang benderang” tersebut.
Selain itu, Ait , dalam pernyataannya menyampaikan rasa kecewa dan kecurigaan terhadap stagnasi penyelidikan yang dilakukan KPK.
Menurutnya, hingga saat ini, belum terlihat tanda-tanda pemanggilan terhadap Ridwan Kamil, padahal sejumlah informasi penting dan bukti awal sudah lama berada di tangan penyidik.
“KPK ini seolah kehilangan nyali. Rumah mantan Gubernur sudah geledah, semua orang bicara soal ini. Tapi Ridwan Kamil belum juga dipanggil. Ada apa dengan KPK?” tegasnya.
Melihat adanya indikasi kuat bahwa aliran dana iklan dari Bank BJB selama masa kepemimpinan Ridwan Kamil diduga tidak sepenuhnya digunakan sesuai prosedur.
Dugaan korupsi itu melibatkan sejumlah kegiatan promosi dan kerja sama media yang dinilai fiktif atau mark-up, serta dugaan keterlibatan orang-orang dekat RK dalam proses distribusi anggaran.
Ait menyebut, pihaknya telah mengantongi data awal dan kronologi aliran dana yang mencurigakan, serta beberapa bukti pendukung yang telah diserahkan kepada KPK sejak tahun lalu. Namun sayangnya, hingga kini tidak ada tindak lanjut yang konkret.
“Bukti sudah di meja KPK. Kalau kasus seperti ini saja tidak diungkap, lalu apa lagi yang bisa masyarakat harapkan dari lembaga antirasuah? Apakah hukum hanya tajam ke bawah dan tumpul ke atas?” sindirnya.
Ketika dikonfirmasi, pihak KPK belum memberikan pernyataan resmi. Sejumlah awak media yang mencoba meminta klarifikasi dari Juru Bicara KPK hanya mendapatkan jawaban normatif “hanya tinggal menunggu waktu”.
“Kami akan terus mengawal kasus ini dan akan menggelar Aksi Demo di KPK yang kedua kalinya jika dalam waktu dekat tidak ada perkembangan dari KPK. Kami tidak akan diam. Rakyat butuh keadilan. Jangan sampai institusi penegak hukum justru menjadi alat kekuasaan,” pungkasnya.