
KabarJakarta.com — Suku Dinas Sumber Daya Air (Sudin SDA) Jakarta Selatan melalui tim Pasukan Biru berhasil menyelesaikan pembangunan satu unit sumur bor dan sumur resapan di Jalan Bukit Tunggul, RT 02/06, Kelurahan Pasar Manggis, Kecamatan Setiabudi. Program ini merupakan bagian dari strategi konservasi air tanah sekaligus pengendalian banjir yang terus digalakkan oleh Pemerintah Kota Jakarta Selatan.
Kepala Seksi Pemeliharaan Sudin SDA Jakarta Selatan, Junjung, menjelaskan bahwa sebelum memulai proses pembangunan, pihaknya terlebih dahulu melakukan survei lapangan dan berdiskusi dengan warga setempat guna menentukan titik lokasi yang rawan genangan air.
“Sebelum dibuat, kami sudah meninjau ke lapangan dan berdiskusi bersama warga sekitar mengenai titik yang terkadang terjadi genangan,” kata Junjung pada Selasa (27/5/2025).
Ia menuturkan bahwa pembangunan sumur resapan dan sumur bor ini memiliki dua tujuan utama: mendorong penyerapan air hujan secara maksimal serta menjaga ketersediaan cadangan air tanah di wilayah perkotaan. Hal ini penting mengingat tingginya intensitas hujan dan kebutuhan air bersih di wilayah padat penduduk seperti Jakarta Selatan.
“Upaya ini merupakan bagian dari komitmen untuk mengelola air secara berkelanjutan dan menjadikan lingkungan lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim,” ujarnya.
Adapun pengerjaan konstruksi tersebut dilakukan selama lima hari dengan melibatkan delapan personel Pasukan Biru. Sumur resapan yang dibangun memiliki diameter 1,20 meter dengan kedalaman tiga meter. Sementara sumur bor memiliki kedalaman 15 meter dan ketebalan lapisan sedimen sekitar 80 sentimeter.
Menurut Junjung, kombinasi antara sumur bor dan sumur resapan memberikan dampak ganda dalam pengelolaan sumber daya air. Sumur bor memberikan akses terhadap air tanah bagi kebutuhan masyarakat, sementara sumur resapan berperan penting dalam mengembalikan air hujan ke dalam tanah, menjaga keseimbangan lingkungan serta mencegah terjadinya banjir lokal.
“Ini menjadi bagian dari komitmen Pemerintah Kota Jakarta Selatan dalam mewujudkan lingkungan yang tangguh, berkelanjutan, dan responsif terhadap tantangan perubahan iklim di wilayah DKI Jakarta,” tambahnya.
Kehadiran infrastruktur air ini juga mendapat sambutan positif dari warga setempat. Salah seorang warga, Toro (46), menilai bahwa metode yang diterapkan sangat tepat dalam mengatasi masalah air di perkotaan.
“Bagus sekali metodenya ini. Sumur bor menyediakan akses ke air tanah, sementara sumur resapan membantu mengisi kembali cadangan air tanah tersebut, jadi saling melengkapi,” ujarnya.
Ia berharap program serupa dapat terus diperluas ke titik-titik lain di Jakarta yang masih mengalami genangan atau kekurangan akses terhadap air bersih, agar manfaat konservasi air dan pengendalian banjir bisa dirasakan lebih luas oleh masyarakat.
Program pembangunan sumur bor dan resapan ini menjadi langkah konkret Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam menyelaraskan pembangunan infrastruktur dengan prinsip-prinsip keberlanjutan dan ketahanan lingkungan.