
KabarJakarta.com — PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya, PT Pertamina Patra Niaga, menegaskan kesiapan pasokan bahan bakar pesawat (avtur) untuk mendukung kelancaran operasional penerbangan haji 2025. Sebanyak 95 ribu kilo liter (KL) avtur akan didistribusikan dari kilang-kilang domestik untuk melayani 221.000 jemaah haji asal Indonesia yang diberangkatkan dari 13 bandara embarkasi.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menyampaikan bahwa pasokan avtur tersebut berasal dari lima kilang utama milik PT Kilang Pertamina Internasional: Dumai, Plaju, Cilacap, Balikpapan, dan Balongan.
“Pertamina memastikan produksi avtur dari kilang-kilang kami optimal serta dapat terdistribusi dengan aman untuk memenuhi kebutuhan penerbangan haji,” ujar Fadjar dalam keterangan tertulis, Jumat (9/5/2025).
Dukungan ini dijalankan dalam dua fase operasional. Fase pertama, yakni keberangkatan jemaah pada 2 Mei – 1 Juni 2025, dan fase kedua untuk kepulangan jemaah pada 10 Juni – 11 Juli 2025.
Untuk mendukung kelancaran operasional di lapangan, Pertamina telah menyiagakan lebih dari 150 armada pengisian bahan bakar serta ratusan tenaga kerja bersertifikasi di seluruh bandara embarkasi. Seluruh proses pengisian juga didukung sistem purna jual dan monitoring guna menjamin distribusi berjalan sesuai standar keselamatan dan ketepatan waktu.
“Pertamina juga memastikan seluruh fasilitas distribusi avtur di 13 bandara embarkasi dalam kondisi prima, sehingga proses pemberangkatan dan pemulangan haji berjalan lancar,” tambah Fadjar.
Bandara-bandara embarkasi tersebut meliputi: Banda Aceh, Medan, Padang, Batam, Palembang, Jakarta, Kertajati, Solo, Surabaya, Lombok, Banjarmasin, Balikpapan, dan Makassar. Tahun ini, penerbangan haji Indonesia dilayani oleh tiga maskapai: Garuda Indonesia, Saudia Airlines, dan Lion Air.
Sebagai bagian dari transformasi energi, Pertamina juga terus menyeimbangkan layanan konvensional dengan target jangka panjang Net Zero Emission 2060. Komitmen ini diwujudkan melalui penerapan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) dan kontribusi terhadap Sustainable Development Goals (SDG’s) di seluruh lini bisnisnya, termasuk dalam layanan energi untuk transportasi udara.