
KabarJakarta.com — Pusat Pelatihan Kerja Daerah (PPKD) Jakarta Timur kembali membuka pelatihan kejuruan khusus bagi penyandang disabilitas. Sebanyak 20 peserta mengikuti pelatihan barista sebagai bagian dari upaya peningkatan keterampilan dan kesiapan memasuki dunia kerja.
“Alhamdulillah, kegiatan kejuruan khusus bagi kelas disabilitas telah kita mulai kembali. Ini adalah angkatan kedua, dengan 20 peserta mengikuti pelatihan di bidang barista,” ujar Kepala PPKD Jakarta Timur, Teguh Hendarwan, di Gedung PPKD Duren Sawit, Rabu (17/4), usai membuka program pelatihan kerja reguler angkatan II.
Selain barista, Teguh menyebutkan bahwa pelatihan kejuruan lain yang tersedia bagi penyandang disabilitas antara lain digital marketing. Seluruh kegiatan pelatihan telah dirancang dengan memperhatikan kebutuhan khusus peserta. Sarana pembelajaran disiapkan secara inklusif, termasuk dukungan juru bahasa isyarat serta fasilitas “learning center” khusus disabilitas.
“Kami pastikan setiap peserta disabilitas dapat mengikuti materi dan praktik dengan nyaman dan setara. Tadi juga sudah ada juru bicara bahasa isyarat yang mendampingi proses,” ucap Teguh.
Teguh menambahkan, keberhasilan program sebelumnya turut menjadi pemacu. Tahun 2023, sejumlah penyandang disabilitas lulusan pelatihan operator komputer PPKD Jaktim telah diterima bekerja di sektor formal, termasuk di jaringan ritel seperti Alfamart.
“Alumni kami tahun lalu sudah mulai bekerja, sekitar 10 orang terserap di dunia kerja, menunjukkan pelatihan ini benar-benar membuka jalan,” katanya.
PPKD Jakarta Timur menargetkan dapat melatih hingga 2.000 peserta pada tahun 2025. Dari jumlah tersebut, sekitar 70 persen atau 1.400 orang ditargetkan terserap ke dunia kerja melalui kerja sama dengan berbagai perusahaan mitra. PPKD juga akan menjangkau kelompok-kelompok rentan lainnya, termasuk pelaku tawuran yang diarahkan ke jalur produktif melalui pelatihan.
Kelas reguler PPKD Jaktim menawarkan berbagai kejuruan, antara lain pariwisata, bisnis manajemen, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), tata kecantikan, bahasa, elektronik, otomotif, dan pengelasan. Durasi pelatihan bervariasi, antara 30 hingga 70 hari tergantung bidangnya.
Sementara itu, pelatihan berbasis Mobile Training Unit (MTU) tersedia untuk kejuruan TIK, otomotif, fesyen, tata kecantikan, pariwisata, dan teknik refrigerasi. Pelatihan MTU berlangsung selama 20 hari dan diselenggarakan secara fleksibel untuk menjangkau lebih banyak peserta di berbagai wilayah.
PPKD Jakarta Timur terus memperkuat komitmennya sebagai motor penggerak peningkatan daya saing tenaga kerja lokal, tanpa kecuali.